Tuesday, May 17, 2011

UNPREDICTABLE MOMENT - Part 3


                                                       
Main casts : Cho Ikha and Han Taerin
Support casts : Eunhyuk ‘Super Junior’, Kim Hyun Joong ‘SS501’, and other support casts.
Type : Sequel [Part 3]
Length : 5 parts [maybe less, maybe more]
Genre : Romantic, ficlet, drabble, difficult to guess, out of mind
Rate : BO [Bimbingan Om Om]

***
Taerin berjalan mengendap-endap, takut ada seseorang yang memergokinya. Di tangannya sekarang sudah penuh cemilan yang ia ambil dari dapur. Dua lagi kebiasaannya—selain buang air besar—yang sulit diubah, ‘insomnia’ dan ‘ngemil di malam hari’.
Setelah yakin tidak ada yang melihatnya, ia segera masuk kedalam kamarnya sambil tertawa dengan nada serendah mungkin. Baru saja ia menutup pintu kamarnya rapat, tiba-tiba suara dari balik punggungnya mengagetkannya.
“Darimana saja kau?”
“HUAAA!!!” Taerin menjatuhkan semua bungkus cemilan yang ia bawa. Ia segera membalikkan tubuhnya. Diusap-usap dadanya beberapa kali setelah yakin kalau yang menyapanya itu bukan makhluk halus.
“Ya! Apa yang kau lakukan di kamarku?” tanya Taerin sedikit berteriak. Dilihatnya Hyun Joong sedang tiduran di tempat tidurnya santai. Namja itu meletakkan telunjuk di bibirnya—menyuruh Taerin untuk memelankan suaranya—mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 01.16am.
“Aku tidak bisa tidur,” jawabnya singkat. Ia memegang sebuah  majalah di tangannya kemudian di bolak-baliknya majalah tersebut beberapa kali. “Kau mencuri semua persediaan cemilan anak-anak ya?” Hyun Joong memperhatikan bungkusan yang jatuh dari tangan Taerin.
“A-a-anni..” jawab Taerin terbata-bata. Ia mengambil semua bungkusan tersebut lalu meletakkannya di meja belajarnya. “Kau tidak menjawab pertanyaanku,” ucapnya mengalihkan pembicaraan.
“Aku sudah bilang kalau aku tak bisa tidur,” Hyun Joong melempar majalah tersebut sembarangan. “Kamarmu berantakan sekali?” namja itu memperhatikan seluruh ruangan berukuran 10x7m tersebut seksama. Taerin hanya mendengus pelan. Ia lebih memilih duduk didepan laptopnya yang ada di atas meja belajar.
“Harusnya kau lebih sopan kepada tamumu,” Hyun Joong melempar bantal ke punggung Taerin—berusaha agar yeoja itu memperhatikannya. Taerin hanya membalikkan tubuhnya beberapa derajat, melirik tajam pada Hyun Joong kemudian memiringkan bibirnya.
“Kau yang harusnya lebih sopan kepada tuan rumah. Sudah jangan ganggu aku,” Taerin kembali mengotak-atik komputer portable-nya. Karena diacuhkan oleh Taerin, Hyun Joong memilih untuk menghampiri yeoja tersebut.
“Memangnya kau sedang apa sih? Sampai-sampai namja tampan sepertiku kau acuhkan?” ucap Hyun Joong tepat dibalik rambut Taerin, membuat yeoja itu sedikit terperanjat kaget.
“Ya!! Kau mengagetkanku!!!” Taerin mengusap dadanya lagi, berusaha menetralkan detak jantungnya.
“Photoshop? Kau sedang belajar photoshop?” tanya namja itu setelah melihat layar laptop Taerin.
“Ne, tapi aku tak tahu bagaimana cara mengubah warna di bagian ini,” ia menunjukkan bagian tersebut pada Hyun Joong.
“Seharusnya kau menggunakan tombol ini,” Hyun Joong meletakkan tangannya tepat diatas tangan Taerin yang sedari tadi memegangi mouse-nya. Taerin hanya bisa menatap namja itu dalam. Sentuhan namja itu membuatnya seketika itu juga hilang kesadaran. Bahkan ia tak tahu apa saja yang dikatakan Hyun Joong barusan.
“....setelah itu kau klik di daerah sini, dan.. selesai,” ujar Hyun Joong. Ia mengarahkan pandangannya pada wajah Taerin yang sedari tadi tak berkedip memandangi wajahnya.
“Waeyo? Wajahku tampan, ya?” tanya Hyun Joong yang berhasil membuat Taerin mengerjapkan matanya sekali dan memutar kepalanya. Ia segera melepaskan tangannya dari tangan Hyun Joong.
“A-a-anni... Ya! Cepat keluar dari kamarku!” Taerin mendorong tubuh Hyun Joong menjauhinya.
“Shireo!” jawab Hyun Joong singkat.
“Ya! Bagaimana kalau penghuni di rumah ini tahu kau ada di kamarku? Lagipula bukankah dulu kau pernah bilang kalau kau tidak akan masuk kedalam kamar yeoja sepertiku? Lalu kenapa sekarang kau malah masuk ke kamarku tanpa izin? Lalu....” Taerin terus saja mengoceh sendiri disamping Hyun Joong. Namja itu malah sempat menutup kedua telinganya menggunakan kedua telunjuknya. Dan bukannya berhenti, Taerin malah semakin mengoceh tidak jelas, yang akhirnya membuat Hyun Joong melakukan hal yang membuat Taerin menghentikan ocehannya.
Taerin membelalakkan kedua matanya saat Hyun Joong menahan kepalanya menggunakan kedua tangannya, memiringkannya pelan, kemudian mencium lembut bibirnya selama beberapa detik.
“Kau itu cerewet sekali,” ucap Hyun Joong setelah melepaskan ciumannya. Ia membalikkan tubuhnya dan bergegas pergi meninggalkan Taerin yang sedang melongo. Tatapannya sangat kosong dan ia tak bergerak sedikitpun.
“Selamat tidur, Taerin-sshi,” sahut Hyun Joong sebelum menutup pintu kamar Taerin.
Setelah kepergian Hyun Joong, Taerin mengusap bibirnya dan melangkahkan kakinya ke arah tempat tidurnya. Sedetik kemudian, ia menyunggingkan senyumnya dan memeluk gulingnya.
“Eomma... Dia menciumku...” bisiknya pada diri sendiri. Ia kini memeluk guling itu dan memukul-mukulnya gemas.
“EOMMA~ AKU INGIN DICIUM LAGIIIIIIII” teriak Taerin dibalik gulingnya sehingga suara teriakannya dimalam hari itu tertahan oleh guling tersebut. Ia menendang-nendang selimutnya seperti orang kesurupan.
@@@
“Tutor Young,” sapa Ikha setelah jadwal latihannya berakhir. Ia telah memastikan bahwa Eunhyuk sudah keluar dari ruangan tersebut. Tutor-nya itu terlihat menyungingkan senyumnya.
“Ada apa, Cho?”
“Mmm, masalah kompetisi ini,” Ikha meremas-remas jarinya pelan sebelum melanjutkan kalimatnya. “Aku.... aku tak yakin bisa melakukan couple dance dengan Eunhyuk,”
Tutor Young lagi-lagi hanya tersenyum. “Waeyo? Kau tidak suka dengannya?”
“Anni... hanya saja... akan terasa sulit bagiku untuk menyesuaikan diri dengannya,” terang Ikha dengan nada sehalus mungkin.
Tutor Young mengambil tasnya kemudian menggantungkannya dipundaknya. “Semua sudah jadi keputusan Inha University, Cho. Jadi mau tak mau kau harus menerimanya,”
“Tapi, Tutor Chan, aku...”
“Satu-satunya cara adalah kau harus terbiasa disentuh oleh Eunhyuk. Itu saja,” sela Tutor Young. Ia menepuk pundak Ikha perlahan kemudian bergegas pergi. “Berlatih lah dengan baik. Aku akan pergi beberapa hari ini, jadi ketika aku kembali, aku sudah melihatmu menari dengan baik,”
Ikha memperhatikan Tutor Young dari balik punggungnya hingga ia menghilang dari pandangannya. Yeoja itu menghembuskan nafasnya sekali kemudian mengacak rambutnya pelan.
“DAMN!!!”
@@@
“Jangan sentuh aku!!” Ikha menyingkirkan lengan Eunhyuk yang sedari tadi berusaha untuk menyentuhnya. Seolah tak mendengar larangan Ikha, Eunhyuk kembali melingkarkan tangannya ke pinggang Ikha.
“YA! BASTARD! STAY AWAY FROM ME!” Ikha kembali menjauhkan tangan namja itu dan berjalan menjauhinya. Ia tak peduli dengan beberapa pasang mata yang melihat nya berteriak.
“Kau ini kenapa sih? Tadi kau dengar sendiri ‘kan apa yang Tutor Young bilang? Biasakan disentuh olehku. Arasseo?” suruh Eunhyuk.
“Kau mendengar pembicaraanku dengan Tutor Young?” dilihatnya Eunhyuk yang hanya menyeringai tanpa menjawab pertanyaan Ikha.
“Shireo!!” tolak Ikha mantap. Eunhyuk berjalan mendekati Ikha, dan lagi-lagi ia berusaha untuk menyentuh yeoja keras kepala itu.
“DEMI TUHAN, TUAN LEE HYUK JAE! JIKA SEKALI LAGI KAU MENYENTUHKU, AKAN KUPASTIKAN KAU TIDAK BISA MAKAN MENGGUNAKAN SEMUA JARI-JARIMU,” Ikha mengarahkan telunjuknya tepat di depan hidung mancungnya Eunhyuk, membuat namja ini malah terkekeh pelan.
“Cinchayeo? Lalu apa yang akan kau perbuat jika aku melakukan ini?” Eunhyuk segera mendekap Ikha dari belakang dengan sekuat tenaga. Membuat yeoja itu mengerang sektika.
“AAAAA, EOMMAAAAAA” teriak Ikha kencang.
@@@
“TAERIN-AH,” Ikha memanggil nama chingu-nya itu dari balik pintu kamarnya. Dibukanya si daun pintu dan ia mendapati temannya sedang termenung memegangi bibirnya di meja belajar.
“Ya! Kau kenapa?” Ikha menghampiri Taerin sambil memperhatikan bibirnya. “Sariawan?”
Taerin hanya menggeleng pelan. Ia terus menatap cermin dihadapannya tanpa melepaskan tangan dari bibirnya. Sekarang ini sudah lebih dari 13 jam pasca Hyun Joong menciumnya tadi pagi, tapi tetap saja sensasi rasa bibir namja itu masih menempel di bibirnya, membuat yeoja ini seperti orang gila yang tak memiliki tujuan hidup.
Ikha memilih untuk berbaring di atas tempat tidur Taerin. Dibolak-baliknya majalah Playboy milik Taerin dengan malas.
“Taerin-ah,” sahut Ikha tanpa memperhatikan chingu-nya itu.
“Hmmm,”
“Etteokhannia? Tutor Young menyuruhku untuk terbiasa disentuh oleh si monyet itu. Sedangkan kau tahu sendiri ‘kan kalau aku selalu alergi setiap kali melihat namja itu. Dan seharian ini ia selalu mencoba untuk menyentuhku,”
“Hmmm,” dan hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Taerin.
“YA!!” dilemparnya majalah Playboy yang ia pegang sehingga tepat mengenai kepala Taerin.
“HEH, BISAKAH KAU TIDAK SEMBARANGAN MELEMPAR MAJALAHKU?” Taerin ikut berteriak—tak mau kalah. Berkat lemparan Ikha, kini ia sudah sepenuhnya sadar dari bayang-bayang Hyun Joong.
“KAU INI MENDENGARKANKU ATAU TIDAK SIH?” sungut Ikha. Taerin tak menjawabnya, ia malah sibuk mengelus-elus kepalanya yang terasa cenat-cenut.
“Hhhh.. ya sudah, aku ke ruang TV duluan,” Ikha menyisir rambutnya dan menjepitkan jepitan sapphire blue-nya diantara rambutnya.
“Lah? Terus kau kesini untuk apa?” sanggah Taerin.
“CURHAT LAH!! Tapi kau sepertinya sedang asik mengkhayal sampai-sampai tak mendengarkanku. Kita bertemu saat makan malam nanti, oke?” Ikha mengakhiri kalimatnya kemudian bergegas pergi.
“Ergh~ Hyun Joong, KAU MEMBUATKU GILAAAAAAAAA,” Taerin mengacak-acak rambutnya kasar setelah kepergian Ikha.
@@@
Para mahasiswa peserta kompetisi sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka sedang asik menonton TV bersama. Bahkan ada yang sedang bermain gaple’ dan uno. Berbeda dengan Hyun Joong, ia lebih memilih duduk di beranda lantai dua, menikmati pemandangan sore hari.
“Ya! Kau tidak ikut bergabung dengan yang lain?” tepukan Eunhyuk menghentikan lamunan Hyun Joong. Ia hanya melirik sekilas kemudian diteguknya mocaccino di tangannya.
“Kau sendiri?” tanyanya balik. Eunhyuk hanya mendengus pelan.
“Aku malas melihat wajah si bongkahan pisang itu,” Eunhyuk mengarahkan pandangannya pada Ikha yang sedang tertawa dengan salah satu temannya.
“Memangnya dia kenapa? Rencana kita memang tidak berhasil?” Hyun menatap Eunhyuk prihatin.
“Aku sudah mengikuti petunjukmu—untuk bersikap halus padanya. Tapi ia malah semakin menindasku. Dia itu, berbeda dengan yeoja lain yang gampang luluh hanya dengan sentuhanku,” terang Eunhyuk. Ia memainkan kunci kamarnya dengan maksud menghilangkan rasa ‘bete’-nya.
“Sama,” sela Hyun Joong yang berhasil membuat Eunhyuk memutar kepalanya seketika.
“Mwo?” tanyanya meminta penjelasan.
“Taerin itu.... sulit. Tidak mudah untuk ditaklukkan,” ucap Hyun Joong. Eunhyuk memukul pundak temannya itu kemudian terkekeh.
“Mereka memang ‘weird girls’, you know?” ujar Eunhyuk di sela tawa pelannya.
“Tapi, Eunhyukkie. Aku tak tahu pasti apa yang membuatku jadi begini,” tambah Hyun Joong. Ia melayangkan pandangannya jauh ke depan.
“Maksudmu?”
Hyun Joong sempat ragu untuk mengatakannya pada Eunhyuk, namun mengingat namja ini adalah teman seperjuangannya, akhirnya ia bicara juga. “Hhhh... entahlah. Setiap kali aku menyentuhnya atau menciumnya, membuatku semakin ketagihan untuk melakukannya lagi,”
“MWOYAAA?” Eunhyuk mendorong tubuh Hyun Joong ke samping, membuat namja itu hampir saja terjatuh dari kursi yang ia duduki. “Ya!! Aku saja belum berani mencium Ikha. Dan kau? Sudah menciumnya? Ya, tuhan...”
Hyun Joong hanya menyeringai kecil. “Cuma sekali...”
“Ya, ya, cuma sekali. Tapi kau bilang kalau kau ketagihan ‘kan? Bisa-bisa kau menciumnya setiap hari kalau keadaannya seperti itu. Mau disimpan kemana martabatmu itu, Hyunnie~” Eunhyuk menggoyang-goyangkan tubuh Hyun Joong. Dan namja ini lagi-lagi hanya menyeringai kecil.
“Aku juga tidak tahu. Aku sedang mencari jawaban yang sebenarnya. Awalnya aku hanya ingin membuatnya grogi saja, tapi setiap aku melihat semburat merah yang keluar dari pipinya, aku malah semakin ingin menyentuhnya,” jelas Hyun Joong lagi.
Eunhyuk hanya menggeleng pelan.
“Lalu, apa yang akan kau lakukan pada Cho Ikha-mu itu?” Hyun Joong mengalihkan pembicaraan.
“Molla... sebenarnya aku hanya ingin mengikuti kompetisi ini. Kompetisi yang hanya diadakan empat tahun sekali, kompetisi yang sangat bergengsi di Korea. Jadi tak akan kubiarkan seorang Ikha merusak mimpiku ini,” Eunhyuk mengusap-usap tangannya sendiri.
“So?” tanya Hyun Joong singkat.
“Aku telah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan membawa thropy couple dance ke kampus kita. Akan kulakukan segala cara agar si bongkahan pisang itu mau menari denganku,” Eunhyuk menatap matahari terbenam dengan pancaran penuh ambisinya.
@@@
Makan malam tiba, semua penghuni rumah sudah berkumpul di ruang makan. Kali ini hanya tiga tutor yang ikut makan malam—kecuali Tutor Young. Namun hal tersebut tidak mengurangi kemeriahan dan kebersamaan seluruh penghuni rumah.
Taerin memperhatikan Ikha yang dari tadi senyum-senyum sendiri. Disenggolnya lengan temannya itu pelan, membuat Ikha menoleh cepat.
“Wae?” tanyanya santai.
“Kau terkena penyakit sapi gila, ya?”
“Hah? Tidak juga..” jawab Ikha sambil terus tersenyum.
“Lalu? Kenapa dari tadi kulihat kau senyum-senyum sendiri?” tanya Taerin sambil memasukkan sesendok penuh samgyeobsal-nya.
“Hmm, coba tebak?” Ikha mengarahkan pandangannya pada Eunhyuk, diikuti oleh Taerin yang ikut mengikuti arah matanya Ikha.
“Kau memasukkan vinegar lagi ke makanannya Eunhyuk?” jawab Taerin asal-asalan.
“Ddang! Yang betul, aku memasukkan obat pencuci perut,” ucap Ikha sambil mengayunkan sendoknya.
“Mwo? Kejam sekali kau,”
“Hih, siapa suruh dari tadi dia mencoba menggodaiku terus. Aku alergi disentuh namja mesum seperti dia,”
Ikha menatap Eunhyuk disertai senyum kecutnya. “Lee Hyuk Jae, semoga malam-mu ini menyenangkan,” ejeknya dengan suara pelan kemudian kembali melanjutkan makan malamnya.

To Be Continued . . .

1 comment:

ASH Family said...
This comment has been removed by the author.