Monday, May 9, 2011

The Fake Boyfriend (?)




Main casts : Cho Ikha, Kim Key Bum
Support casts : Lee Jinki, Lee Taemin
Other support cast : Kim Jonghyun, Choi Minho, Cho Nami, Eunhyuk ‘SUJU’, Chae Rin, Jung Ah, Hyuna, etc.
Genre : Romance, Family, Tragic (?)
Type : Sequel (Part I)
Rating : BO [Bimbingan Orang Utan]


--------------------------------------------
Jika kau fikir aku ini penyuka sesama jenis atau menderita penyakit kelamin, NO NO NO !!! THOSE ARE ONLY YOUR ODD THINKS.
Aku gadis normal seperti yang lainnya. Hanya saja, saat ini aku sedang malas berurusan dengan makhluk yang berjenis kelamin laki-laki itu.
Cih~ mereka semua sama. Penipu dan tak punya perasaan.
—Cho Ikha
-------------------------------------------


Cho Ikha’ side

“Ikha, liat deh. Ya ampun, Donghae Oppa tampan sekali,”
“Hu-uh, sungguh berkharisma yaaa,”
“Eh, eh. Ada F4 juga. Liat deh,”
“Kyaaa~ Onew Oppa looks really H.O.T,”

Hhhhhhh......
Ya, ya, ya. Aku sudah bosan mendengar celotehan mereka.
Lee Joon...
Hah! Hanya seorang Ketua Perkumpulan Mahasiswa di universitas yang sedang aku tempati. There’s nothing special of him.
Ditambah lagi F4...
Cih~ hanya sekumpulan bocah ingusan yang hanya mementingkan style saja, tidak berotak dan berakal sempit.
Apa? Kau tanya tentang F4? Kau tidak tahu? Hhhh.. Ku beri tahu ya, mereka itu hanya sekumpulan anak muda yang bisanya hanya menebar  pesona saja.
Lee Jinki a.k.a Onew
Leader dari F4. Dia seniorku. Lebih tepatnya satu tahun lebih tua dariku. Beberapa temanku bilang kalau dia itu tipe orang yang pemalu. Pemalu? Dia suka mengumbar senyumnya yang menjijikan itu dibilang pemalu?
Kim Jonghyun a.k.a Jjong
Satu kelas denganku. Diantara keempat bocah itu, dia yang seumuran denganku. Tukang gossip di kelas, suka mengibas-ngibas poni, menggoda para gadis, suka mengedipkan matanya setiap kali ada gadis yang menatapnya, semua itu merupakan sebagian kecil dari sikap aneh dari laki-laki bertubuh kekar ini. Kekar? Kingkong kaleee...
Kim Ki Bum a.k.a Key
Yang aku tahu bahwa dia itu juniorku, satu tahun lebih muda dariku. Aku rasa semua wanita di kampus ini sudah buta karenanya. Tampang jutek seperti dia banyak yang suka? Oh, tuhan... Sepertinya hanya aku satu-satunya yeoja yang waras di dunia ini.
Choi Minho a.k.a Minho
Hmmm~ seumuran dengan Key. Akh, aku tidak suka dengan kelakuannya yang suka melepas kaus atau kemejanya di depan semua orang. Mau pamer abs mu mas? Come on... Jangan sampai aku cabik-cabik tubuhmu menggunakan siletku.

“Ikha,” Chae Rin memanggilku. Aku hanya mengangkat alis dan sedikit berdeham.
“Ikha!” Lagi-lagi Chae Rin memanggilku. Suaranya lebih tinggi dari suara pertama. Aku hanya menoleh sedikit. Pandanganku kembali kuarahkan ke laptop yang ada di depanku.
“Kau tidak tertarik sedikitpun dengan foto-foto ini?” Chae Rin menunjukkan majalah internal Inha University yang berisi foto-foto sang idola kampus padaku.
“Hanya foto biasa. Tidak ada yang menarik,” ucapku singkat. Jari-jariku masih sibuk menari-nari diatas keyboard laptopku. Aku mendengar beberapa temanku menghembuskan nafas panjang tepat setelah aku mengucapkan kalimat terakhir.
“Cho Ikha, sampai kapan kau akan terus bersikap seperti ini?” tanya Jung Ah.
“Bersikap seperti apa?”
“Kau ini tidak berubah. Selalu bersikap dingin seperti itu. Apa kau tidak risih? Seisi kampus mengira kau ini penyuka sesama jenis. Aduh, istilah lainnya apa ya? Aku lupa,” Hyuna mengetuk-ngetuk keningnya pelan.
“Lesbian,” jawab Jung Ah disela-sela kegiatannya—mengunyah permen karet.
Aku hanya mendengus. “Sejak kapan kalian begitu perhatian padaku?”
“Sejak kau berubah menjadi manusia berhati dingin seperti ini,” Chae Rin menambahkan.
Aku tersenyum simpul. “Tenang saja, yang paling penting adalah, aku-tidak-tertarik-dengan-yeoja-macam-kalian. Aku masih normal, guys. So, don’t worry,”
Jung Ah menggeser laptopku. “Kalau begitu, buktikan pada kami bahwa kau itu gadis normal yang menyukai laki-laki,”
Kutatap Jung Ah dingin. “Jangan-sebut-kata-‘itu’-dihadapanku. Telingaku sensitif,”
“Apa maksudnya kata ‘itu’? ‘laki-laki’ maksudmu?” Jung Ah seolah menantangku. “Aku... maksudku, kami tidak ingin terus-menerus melihatmu seperti ini. Lihatlah dirimu. Kau cantik, pintar, apalagi?”
Ketiga temanku menatapku dalam. TIDAK! Aku tidak mau melihat mereka menatapku seperti itu. Tatapan mereka menyiratkan bahwa mereka itu merasa kasihan padaku. Cih~ aku benci dikasihani!
“Kyaaaa~ F4!!”
Seseorang berteriak dari kejauhan. Seketika itu juga pandangan kami tertuju pada sosok laki-laki yang masuk ke lapangan basket yang tepat berada di sebelah tempat duduk kami. Chae Rin, Hyuna dan Jung Ah berdiri dan berjalan menghampiri kawat pembatas lapangan. Bahkan mereka juga ikut memanggil nama mereka satu per satu.
Ya tuhan, mereka itu... Padahal mereka sudah punya namjachingu masing-masing, tapi tingkah mereka pasti selalu begitu setiap kali melihat F4.
Ha!! F4...
@@@


Author’ side
Keempat namja tersebut berjalan memasuki lapangan basket. Yang satu sibuk men-dribble bola, satunya lagi sibuk mengikat tali sepatu, yang lain sibuk mengikat rambutnya yang sudah agak panjang dan satu lagi malah melepas baju, memamerkan abs-nya dan membuat para gadis menjerit histeris di pinggir lapangan.
Ya, kau ini! Cepat pakai bajumu. Kau tidak lihat mereka berteriak-teriak? Akh, gendang telingaku bisa pecah gara-gara teriakan mereka,” Jonghyun melempar baju kearah Minho.
Minho tertawa renyah. “Hyung, lihatlah. Mereka itu fans kita. Aku sedang membahagiakan mereka,” kata Minho sambil merenggangkan ototnya.
“Biarkan saja, Jjong. Dia memang seperti itu,” ucap Jinki yang sedari tadi masih sibuk mengikat rambutnya yang blonde itu.
“Tapi, hyung. Abs ku juga tidak kalah bagus dengan Minho. Hanya saja aku bukan tukang pamer seperti dia. Aku ini namja alim,” Key men-dribble bola dan memasukkannya kedalam ring.
“Apa kau bilang? Alim? Playboy sepertimu dibilang alim? Hahaha~ bilang saja kau iri padaku,” Minho membela diri.
“Apa? Iri padamu? Hoeeeeekkkk~” jawab Key.
“Ya! Kau cari mati, hah?” Minho berusaha memukul Key namun Key berkelit. Akhirnya mereka berdua malah saling kejar-kejaran.
Jinki memperhatikan gadis-gadis yang sedari tadi meneriaki nama mereka. Matanya tertuju pada sesosok gadis yang sedang memandangi laptop serta headset yang terpasang ditelinganya. “Jjong, siapa dia?” Jinki mengarahkan matanya pada yeoja tersebut.
“Yang mana?”
“Itu, yang sedang duduk,”
Jjong memicingkan mata. “Oh, yang memakai headset? Yang rambutnya diikat itu?”
Jinki mengangguk.
“Masa kau tidak tahu? Dia itu Cho Ikha,”
Jinki mengerutkan alisnya. “Cho Ikha?”
“Yeah, yang terkenal dengan predikatnya sebagai ‘lesbian’ itu,”
Key dan Minho menghampiri para hyung-nya. “Kalian sedang membicarakan apa sih?” tanya Key.
“Tuh, yeoja aneh itu,” Jjong mengarahkan dagunya pada Ikha.
“Yang mana?” Key dan Minho mencari-cari gadis yang Jjong maksud.
“Yang sedang duduk,” jawab Jjong singkat.
“Oh, yeoja lesbi itu? Ada apa dengan dia?” tanya Minho sambil mengenakan kausnya.
“Tidak. Hanya saja... Mmmm~ aku perhatikan, setiap kali kita disini, Cuma dia yang tidak menjerit-jerit seperti yang yeoja lain lakukan,” kata Jinki. Matanya masih tertuju pada yeoja tersebut.
“Hahaha~ Lihat saja dandanannya. Rambut selalu diikat, kemeja panjang, jeans lusuh, sepatu kets, errrrgh~” Jjong bergidik. “Dia itu aneh, hyung. Aku sekelas dengannya. Dia selalu tertawa jika bersama dengan teman-teman wanitanya. Tapi jika ada namja yang mendekatinya, dia langsung menjaga jarak. Bahkan menjauh,” tambahnya.
“Benarkah?” Jinki bertanya tanpa memalingkan wajahnya sedikitpun.
“Kenapa, hyung? Apa jangan-jangan kau....” Key mengarahkan telunjuknya pada Jinki. Jinki hanya tersenyum. “Tidak. Mana mungkin aku menyukainya. Aku hanya merasa jika dia itu berbeda dengan gadis lain,”
Keempat namja itu kini mengarahkan pandangannya pada yeoja tersebut. Diluar dugaan, yeoja itu juga memandang mereka. Tatapannya dingin. Sangat dingin. Ia melipat laptopnya dan bergegas pergi.
“Lihat! Bahkan dia tidak tersenyum pada kita? Biasanya yeoja lain langsung pingsan atau kejang-kejang jika kita memandang mereka,” terang Key.
“Sudah aku bilang dia itu aneh. Key, lempar bolanya padaku!” Jjong mulai men-dribble bola.
Minho dan Key mengikutinya dari belakang. Sementara Jinki masih terdiam di tempat duduknya. “Hhhhhh... Cho Ikha,”
@@@


“Kyaaaaa~ dia melihat kita!!” teriak Chae Rin.
“Onew Oppa! Saranghae~” Jung Ah ikut berteriak.
Ikha melepas headset-nya. “Aissshhh~ kalian ini ribut sekali,”.
Karena telinganya tak tahan dengan keributan itu, Ikha memutuskan untuk mematikan laptopnya dan segera pergi mencari tempat yang lebihh tenang. Ia mengarahkan pandangannya ke lapangan basket. Kemudian ia sadar, keempat pasang mata yang ada di lapangan tersebut memandangnya.
Cih~ apa-apaan mereka? Memandangku seolah aku ini makhluk dari planet lain.
Ikha menutup laptopnya dan bergegas pergi secepat mungkin.
“Ikha, lihat! Mereka menatap kami,” Hyuna membalikkan tubuhnya. Tapi orang yang diajak bicara tiba-tiba menghilang. “Loh? Kemana dia?”
@@@


Ikha’ side
Aku benci melihat mereka menatapku seperti itu. Mau cari gara-gara denganku?
Gerutuku  dalam hati. Aku muak melihat semua yeoja di kampus ini yang selalu memuja-muja mereka. Mereka fikir mereka itu hebat? Hah, kalaupun mereka ikut lomba matematika cabang Elementary High School, aku yakin mereka akan tereliminasi sebelum menjawab pertanyaan kedua.
“Noona...”
Kudengar suara seseorang membuyarkan lamunanku. Aku sedikit menoleh dan yang kutemukan adalah seorang bocah berpakaian SMA berdiri tepat di hadapanku—menatapku dan tersenyum.

No comments: