Friday, May 6, 2011

A Choice - The Beginning [Part 2]


A CHOICE

Casts               : Ananda Raia (Anna), Renata Raia (Rena), SM TOWN and other casts
Type               : Sequel
Sub-part        : The Beginning [part 2]
Genre             : Romantic, humor, tragic, ficlet.
Rate               : General


---------------------------------------------
Semua keputusan yang telah kita buat sesungguhnya menentukan masa depan kita. Jadi berfikirlah dua kali sebelum bertindak, atau kau akan menyesal selamanya...
—Anna
------------------------------------------------------



 “Gimana, kak?” tanya Rena penuh  dengan tanda tanya (?????)
Anna melempar i-phone nya sembarangan. Diperhatikannya kalender  yang terletak diatas buffet. Sedetik kemudian ia menghela nafas—beberapa kali—panjang.

Rena menatap kakaknya lebih tajam. “Kenapa? Ada apa?” tanyanya lagi antusias. Anna menatap balik adiknya. Disandarkan tubuhnya ke sofa, mengusap wajahnya pelan dan kembali menghela nafas panjang.
“Kenapa deh, kak? Tell me~” rengek Rena sembari mengguncang tangan Anna tanda memohon.
“Ren…” bisik Anna.
“Apa? Hadiahnya udah angus? Atau, dapetnya cuma satu tiket doang? Atau…”
“Gue gak bisa ikut ke Korea,” potong Anna.
“Apa?”
“Gue gak bisa ikut kesana,”
“Kenapa emang? Ah, lo ngomong yang jelas napa, kak,”
Anna memperbaiki posisi duduknya. “Pihak penyelenggara bilang, kita ke Korea tanggal 28-29 Juni. Dan itu artinya kita berangkat minggu ini juga,” terang Anna.
“Loh? Bagus dong. Berarti gue gak perlu bolos sekolah dan lo gak usah bolos kerja. Ya kan? 28 Juni itu hari Sabtu bukannya?”
“Bukan masalah harinya, bray. Tapi gue harus siapin presentasi gue buat Senin depan,”
Rena mengerutkan alisnya. “Presentasi? Presentasi apaan deh?”
“Gue dipromosiin jadi asisten manajer PR di kantor gue,”

Rena mengerutkan alis. “Sebentar,” ucap Rena penuh penekanan. “Elo? Dipromosiin? Beneran dipromosiin?”
Anna melepas Blazer sapphire blue-nya. “Iye. Barusan gue dikasih tau sama atasan gue,”
“Sebentar. Se-ben-tar. Perasaan lo baru kerja disitu setaonan deh. Dan lo? Dipromosiin?”
“Ya… Mungkin bos gue tau kalo gue itu orang yang kreatif dan berbakat. Gak kayak lo yang hobinya berantem sama anak cowo,”
“Loh? Bagus dong. Justru itu merupakan salah satu kebanggaan gue, ha ha ha,”
Anna mendengus. “Kebanggaan kepalamu!!!”
“Hahaha, tapi seriusan, kak. Lo jadinya gak ikut?”
“Mmmmm~~ gak tau, bray. Confused high-level,”
“Hadooh~ stop calling me ‘bray’, unnie. Dikira muka gue lebar kayak cutbray?”
“Hahaha~ emang. Lo pergi aja sama pacar lo itu,”
“Gak ah, males,”
“Tumben. Biasanya lo selalu menghabiskan waktu hampir 13 jam sehari dengan Mas Bagas mu itu,”

Rena mendengus kesal. Diambilnya remote TV yang ada diatas meja dan ia mulai menyalakan benda persegi panjang dihadapannya. “Gue udah putus, cuy,”
“Putus? Really? Kapan?”
“Udah lama,” jawab Rena enteng.
“Oh, jadi sekarang lo udah mulai introvert sama gue? Oke…” Anna beranjak dari tempat duduknya.
“Bukan gitu, kak. Lo tuh sibuk banget akhir-akhir ini. Sadar gak sih kalo kita udah lama gak ngobrol kayak gini?” Rena membalikkan badannya untuk memastikan bahwa sang kakak mendengarkan perkataannya. Dilihatnya Anna sedang membuka kulkas di ruangan sebelah. “Kirain gue, lo gak ngedengerin gue,”

Anna menutup pintu kulkas, ia mengambil beberapa benda kecil di Drug-Box dan meminumnya. “Gue bukannya lupa sama lo, Ren. Tapi emang gue lagi sibuk banget dan…”
“Dan lagi kantor gue lagi ngadain acara, gue disitu di bagian lobbying nya. Belum lagi gue dipromosiin minggu depan, dan bla bla bla…..” Rena memotong pembicaraan kakaknya.

Anna mendekati  Rena, menatap wajah adik yang sangat disayanginya itu, mengelus pipinya pelan lalu tersenyum tipis. “Sorry,” katanya pelan. “Gue begini demi kita juga,”
Rena melepas tangan kakaknya yang dari tadi memegang pipinya. “Gue tau. Tanpa lo bilang pun gue ngerti. Tapi sampai kapan, kak? Intensitas lo buat gue tuh sekarang udah berkurang. Gue itu cuma punya lo di dunia ini. Jadi plisss…”
Rena meninggalkan kakaknya sendirian di ruang tamu. Sementara Anna? Mendadak kepalanya seperti ditusuk-tusuk pisau.

Akh,, kenapa mesti begini sih? Apa yang mesti gue pilih? Ya, Allah, help me…

@@@

Rena’ poV

Aku memutuskan untuk pergi ke kamar kakak. “Goblok banget ya? Kenapa gue ngomong begitu sama unnie? Dia sakit hati gak ya?” aku terus menggerutu dalam hati.
Ku ketuk pintu kamarnya pelan.

Tok… tok… tok…
Tidak ada jawaban.

Jam berapa sekarang? Bukannya baru  jam 08.30 pm??
Well, kuputuskan untuk menerobos masuk. Kuintip dari celah pintunya, dan..
Ups, she’s sleepin’. And drollin’??
Haha, kebiasaan tidurnya yang tak pernah berubah. Padahal umur sudah kepala dua. *apa hubungannya coba?*

Kujinjitkan tumitku, berusaha agar tidak membuat suara sekecil apapun.
“AAAAAAAAAAAAAAAAAA~~” teriakku tepat di dekat telinga unnie-ku. Ia terlonjak. Membuka matanya pelan dan memandangku. Sedetik kemudian dia kembali tertidur.
“Kakak,” kutarik selimut yang menutupi tubuhnya. Kakakku sedikit mengerang.
“Kakak, bangun!! Aku kan mau minta maaf,” kataku memaksa.
“Aduh, Ren, jangan ganggu gue napa? Kalo mau ngasih tau nilai UTS lo yang merah itu, mending besok pagi aja,” ujarnya malas.
“Hadeuhh~ bukan itu, kak. Aku kan pengen minta maap. Aku udah salah ngomong sama kakak tadi sore,”
Kulihat kakakku tidak bergeming.
“OKE. Kalo begitu, gue sms Mas Danu biar dia dat…” belum sempat kuselesaikan kalimatku, kakakku langsung menarik rambutku.
“WADAWWW~~ sakit, monyong!!!”
“Jangan-sebut-nama-Danu-lagi-atau-gue-robek-mulut-lo,” ucapnya dengan memberi penekanan di setiap kata-katanya.
“Makanya bangun, malu dong sama ayam tetangga,”
“Emang ada perlu apa sih?” katanya masih dengan nada yang penuh dengan kemalasan (?)
“Gue mau ngomong tapi lepasin dulu tangan loooo.. gila kali ya, ni rambut mahal tau,”
Kakakku melepas tarikannya dan membuka matanya sedikit. “Apa?”

Kurapihkan rambutku yang agak kusut. “Mmmm~~ aku minta maap, kak. Tadi sore aku ngomong sembarangan. Gak lagi-lagi deh. Janji,” kataku mengangkat jari dan membentuk huruf  V.
“Mau ngasih gue apa sebagai tanda permintaan maaf?”
“Nggggg~~ tebak dong,”
“Uang 10 milyar?”
“Hahahaa~~ duit darimana? Tabungan gue aja tinggal 200 ribu,”
“Mmm~ Jalan-jalan ke Eropa?”
“Teng. Tong,”
“Gue dibeliin mobil Audi tipe A6?”
“Cih~ dikira gue anak presiden bisa beliin lo begituan,”
“Terus? Jangan bilang lo ngasih gue telor asin yang dikasih pita biru,”
“Hahahaa~~ gak lah, kak. Itu kan udah dulu. Sekarang lebih kreatif lagi,”
“Hmmmm~~”
“Tebak dulu dong,”
“……………………” tidak ada jawaban.
“Kakak!!!”
“Lo kasih tau aja deh, gue udah gak punya tenaga lagi buat ngomong,” katanya sambil menutup mata.

Ku aduk-aduk (?) isi dari kantong celanaku.
“TADAAAA~~~” kukeluarkan photocard Eunhyuk yang aku dapat dari adik kelasku dua hari yang lalu. Well, lebih tepatnya aku ambil dengan paksa, haha. Kak Anna meliriknya pelan, tapi langsung tidur lagi.
“Hih? Kakak gak tertarik?”
“Gak,”
“Why?”
“Karna gue yakin, lo dapet tuh photocard secara tidak halal,”
“Hahaha~ yang penting judulnya gue ngasih nih photocard gratis buat lo. Mau nggak?”
“Gak, gue juga udah punya,”
“Yaudah, berarti ni photocard Bang Hyuk buat aku aja deh,”
“Hmmmm~~”
“Kak, kita jadi ke Korea ya, plissss~”
“Iya~~~”
“Bener ya, pokoknya intinya kita-pergi-ke-korea-minggu-ini-titik,”
“Terserah lo. Pokoknya intinya gue-mau-tidur-titik. Jadi lo cepat enyah dari kamer gue,”
“Bener yak, kita pergi?”
“GO AWAY!!!” teriak kakakku sambil melempar bantal ke arahku.
“Hahahaa~ asikkk~~”

@@@

Anna’ poV

Well, finally, aku memutuskan untuk pergi jalan-jalan bersama adikku ke Korea. It’s OK. Lagipula aku juga sudah lama menantikan saat-saat ini. Presentasiku? Tenang, aku sudah mengerjakannya sebelum hari ini. And, we are  here. At Incheon Airport.

“HYAAAAA~~~ KOREAAAA~~~” Rena berteriak setibanya keluar dari pesawat.
“Heh, gak usah malu-maluin gue deh. Buruan lo ambil tas kita. Gue tunggu disini,”
“Lah, kok gue?”
“Perjanjiannya adalah lo harus nurutin semua perkataan gue. Ya kan?” kataku tersenyum penuh kelicikan.
“Iye, iye, puas lo?”
Rena beranjak pergi ke tempat pengecekan barang.

20 menit kemudian…
“Lama bener, bray? Gue nunggu sampe kaki gue kesemutan,” kataku sambil meregangkan otot-otot kakiku.
“Gila, ada orang yang ngajak ribut tadi, kak. Dia bilang pake bahasa Korea (ini tas saya). Jelas-jelas ini tas kita. Geblek,”
“Hahaha~ gak usah dipikirin Ayo kita cabut. Ready to go???"
"YEAAAAHHHH!!!!!" teriak Rena Bahagia.


TO BE COTINUED   .

No comments: