Main casts : Cho Ikha and Han Taerin
Support casts : Eunhyuk ‘Super Junior’, Kim Hyun Joong ‘SS501’, and other support casts.
Type : Sequel [Part 1]
Length : 5 parts [maybe less, maybe more]
Genre : Romantic, difficult to guess, out of mind
Rate : General
***
p.s : Anggap saja kampus yang ditempati Cho Ikha dan Han Taerin itu layaknya Universitas Indonesia [UI]. Jadi, tiap fakultas dalam satu universitas terletak di lokasi yang berbeda.
***
Taerin memperhatikan satu demi satu nama yang tertera di majalah dinding kampusnya. Agak sulit baginya untuk menemukan namanya diantara tujuh puluh nama mahasiswa jurusan Manajemen Komunikasi yang berderet di atas kertas putih tersebut. Setelah menghabiskan waktu dua menit, akhirnya ia berhasil menemukan nama yang ia cari.
No. | Nama Mahasiswa | Indeks Prestasi |
| Han Taerin | 3,99 |
| Kim Hyun Joong | 3,98 |
| Kim Jae Joong | 3,67 |
| Kim Heechul | 3,55 |
| ..... |
Setelah mengetahui hasil IP semesternya, ia berusaha keluar dari kerumunan tersebut. Ia terlihat sangat gembira. Mengingat bahwa ia berhasil mengalahkan Kim Hyun Joong, mahasiswa terpintar di fakultas-nya sekaligus namja yang ia benci. “Huh, Kim Hyun Joong, kau tidak akan bisa berbangga hati lagi. Rasakan pembalasanku!!” ucap Taerin pada dirinya sendiri.
Saat ia berniat untuk meninggalkan mading tersebut, tak sengaja ia berpapasan dengan namja yang ia maksud. Namja itu sepertinya sudah melihat kertas pengumuman di mading, karena ketika mata mereka saling bertemu, ada pancaran sinar pembeku pada mata Hyun Joong. Taerin melontarkan senyum kecutnya pada Hyun Joong kemudian mengibaskan rambutnya perlahan dan berjalan menjauhinya. Hyun Joong mengamati yeoja tersebut hingga ia menghilang dari pandangannya.
“You’re so dead, Han Taerin,” bisiknya sambil berlalu.
@@@
Hyun Joong melempar tas-nya sembarangan. Ia menghempaskan tubuhnya diatas kursi yang ia duduki sambil sesekali memijit-mijit keningnya yang mulai terasa pusing.
“Hey, guys. Whazz up, babe?” seseorang menepuk pundak Hyun Joong dari belakang dan berhasil membuatnya membuka mata.
“Eunhyuk?” tanya Hyun Joong keheranan. “Sedang apa kau di fakultasku?” lanjutnya lagi. Dilihatnya Eunhyuk mengambil posisi duduk disampingnya kemudian diseruputnya strawberry juice di tangannya. Ia terlihat sumringah dari biasanya.
“Aku bosan dengan yeoja-yeoja di fakultasku. Lagipula, kulihat disini banyak yang kinclong-kinclong,” ucap Eunhyuk sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. “Bagaimana hasil UAS mu, Hyun? Jadi sang juara lagi?”
Hyun Joong menegakkan tubuhnya dan mendengus kesal. “Kau kenal yeoja yang bernama Han Taerin itu ‘kan?”
Eunhyuk mengelus-elus jidatnya—berpura-pura berfikir. Padahal ia mengelus jidatnya karena sedang tebar pesona pada dua orang yeoja yang tak sengaja lewat di hadapannya.
“Ya! Aku sedang bicara denganmu!!” Hyun Joong melempar file-nya ke arah Eunhyuk. Bukannya kesakitan, namja itu malah terkekeh pelan.
“Ya! Siapa suruh yeoja-yeoja disini yeppeo-yeppeo? Sebentar, Mworago? Kau bilang apa barusan? Han Taerin?” tanya Eunhyuk meyakinkan pendengarannya.
“Ne,” balas Hyun singkat.
“Nggg... dia itu bukannya yeoja yang memberikan cokelat padamu saat hari Valentine tahun lalu?” jawab Eunhyuk ragu namun disertai anggukan dari Hyun Joong. “Lalu?”
“Dia telah mematahkan rekorku semester ini. Shit!! Padahal nilaiku hanya terpaut 0,01 saja,” Hyun Joong memukul meja didepannya pelan.
“Ya tuhan, Hyun. Itu hanya masalah kecil,”
“Anni~ kau tahu sendiri ‘kan kalau aku ini tipe orang yang tidak mau dikalahkan oleh siapapun?”
“Mungkin dia dendam padamu gara-gara sikapmu dulu,” Eunhyuk menggedikkan bahunya.
“Tapi aku ‘kan bicara apa adanya tanpa menyinggungnya,” bela Hyun Joong.
“Lalu apa yang akan kau perbuat? Mengancamnya? Hahaha, sudahlah. Lebih baik kau temani aku ke pusat kampus. Hari ini ‘kan pengumuman siapa saja yang akan lolos mengikuti beberapa competition yang diadakan Korean Society. Kkaja~” Eunhyuk menarik lengan Hyun Joong yang terlihat sangat gontai.
@@@
“CHO!!!” Taerin melambaikan tangannya pada Ikha. Yeoja tersebut menghentikan aktivitasnya sejenak kemudian berlari menghampiri Taerin.
“Sudah lama menunggu? Mian, aku sedang sibuk mengurus tugas Kim Seonsaengnim,” Ikha memasukkan beberapa dokumen ke dalam tas file-nya. Taerin menyodorkan satu cup mocaccino pada chingu-nya itu tanpa mengatakan satu patah katapun.
“Bagaimana hasil UAS kemarin? Memuaskan?” tanya Ikha. Taerin mengumbar senyumnya pada Ikha. Senyumnya itu seolah menyuruh chingu-nya itu untuk menjawabnya sendiri. “Hahaha, arra, arra... kau berhasil mengalahkan Hyun Oppa ‘kan?”
“Come on, Cho. Jangan sebut nama dia dengan embel-embel ‘oppa’. Namja macam dia tidak pantas dipanggil oppa,” sungut Taerin.
“Tapi semua itu tetap tidak mengubah keadaan kalau dulu kau sempat memujanya. Ya, kan?” ledek Ikha tak mau kalah.
Taerin kemudian tertawa sambil memukul-mukul lengan Ikha. Yang dipukul lengannya hanya meringis pelan dan berusaha lepas dari jeratan Taerin. “Finally, aku berhasil mengalahkannya, Cho. Seorang Kim Hyun Joong yang selalu angkuh dan berhati dingin dapat dikalahkan oleh seorang Han Taerin,” ucapnya sambil membusungkan dada.
“Ya, ya, ya... Sudah puas sekarang? Seharusnya kau jangan terlalu memaksakan diri, Taerin-ah,”
“Memaksakan diri? Maksudmu?”
Ikha menepuk pundak chingu-nya itu pelan. “Kau hanya terbawa emosi saja. Kejadian tahun lalu malah membuatmu jadi seorang yeoja yang menyeramkan. Obsesimu itu terlalu berlebihan,”
“Berlebihan? Cho, jika kau berada pada posisiku sekarang, kau pasti akan melakukan hal yang sama denganku,” ucap Taerin membela diri.
“Aku juga punya pesaing di dance club yang kuikuti sekarang ini. Tapi aku tidak pernah berfikiran untuk menghancurkan reputasinya seperti yang sekarang kau lakukan pada Hyun Joong,” terang Ikha—berusaha menyadarkan chingu-nya—dengan nada serendah mungkin.
“Itu lain lagi ceritanya,” sergah Taerin singkat. Ikha mengeluarkan tawanya dengan maksud agar suasana diantara mereka tidak menegang.
“Kalau boleh tahu, seperti apa sih namja yang kau sebut-sebut Kim Hyun Joong itu? Selama ini aku hanya tahu dari cerita-ceritamu saja,” Ikha kembali menyeruput mocaccino pemberian Taerin.
Taerin sedikit memutar bola matanya sambil menyeringai kecil. “Asal kau tahu saja, ya? Dia itu namja yang paling sombong di fakultasku. Aku juga tidak dapat memungkiri kalau dia memang memiliki segalanya—paras yang tampan, pintar, jago olahraga, dan terlahir dari keluarga ningrat—tapi semua itu tidak diimbangi oleh sikapnya. Tak heran kalau semua yeoja di fakultasku tergila-gila padanya....”
“Termasuk kau,” sela Ikha tiba-tiba. Buru-buru Taerin meninju lengan Ikha kasar.
“Ya! Itu dulu, sekarang lain lagi ceritanya,” sanggah Taerin lagi. Mendengar nama Hyun Joong membuat Taerin harus membuka kembali kejadian satu tahun lalu yang telah membuatnya membenci namja itu...
Flashback
Hari ini bertepatan dengan hari Valentine. Semua yeoja di fakultas komunikasi Inha University sibuk menyiapkan cokelat masing-masing untuk diberikan kepada namja yang mereka sukai. Tak terkecuali Han Taerin. Ia juga sudah menyiapkan cokelat khusus yang akan ia berikan pada namja yang ia suka, yakni Kim Hyun Joong.
Hyun Joong—yang notabene merupakan idola di fakultas tersebut—langsung diserbu oleh puluhan yeoja yang ingin memberinya cokelat valentine. Awalnya Taerin agak ragu untuk memberikan cokelat tersebut. Karena meskipun ia digilai para yeoja, predikatnya sebagai ‘namja bermuka datar’ tetap saja tak terbantahkan. Yup, dia memang terkenal sangat acuh pada setiap yeoja. Tapi akhirnya—dengan tekad yang sangat sangat bulat—ia melangkah menghampiri Hyun Joong.
Saat itu Hyun Joong tengah membereskan loker-nya. Ini kesempatan yang sangat bagus bagi Taerin...
“Ehm.. Permisi, oppa,” ucap Taerin dengan nada yang sehalus mungkin. Merasa dirinya dipanggil, Hyun Joong menoleh pada sumber suara disampingnya.
Tanpa banyak bicara, Taerin menyerahkan bungkusan cokelat tersebut pada Hyun Joong. Ia menundukkan kepalanya menahan malu yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Namja yang berdiri di hadapannya menatap dingin. Sebelum ia berkata, ditutupnya loker tersebut kemudian menguncinya rapat.
“Kalau kau ingin memberikan cokelat itu padaku, lebih baik simpan saja,” ucapnya datar. Ia membalikkan tubuhnya bersiap untuk pergi.
Taerin terkejut mendengar kalimat yang barusan Hyun Joong lontarkan. Ini pertama kalinya ia dapat bertatapan langsung dengan namja itu, tapi ia malah mendapatkan perlakuan yang tak mengenakan.
Tak mau cokelatnya yang telah ia buat terbuang sia-sia, ia memberanikan diri menghentikan langkah Hyun Joong dengan menghalangi jalannya. “Tunggu, oppa. Aku tak peduli kau akan memakan cokelat ini atau tidak. Yang penting kau menerimanya. Aku telah susah payah membuat cokelat ini. jadi, kumohon...” pinta Taerin—masih dengan posisi tangan menjulurkan bungkusan berpita hijau itu pada Hyun Joong.
Diluar dugaan, Hyun Joong meraih bungkusan di tangan Taerin tersebut. Taerin tersenyum lebar, karena apa? Karena Hyun Joong mau menerima cokelatnya. Setahu dia, Hyun Joong telah menolak 56 cokelat dari yeoja-yeoja yang sejak pagi mengantri untuk memberinya cokelat valentine. Ini merupakan sebuah kebanggaan tersendiri baginya.
Hyun Joong membolak-balik bungkusan tersebut dan memperhatikannya dari berbagai sudut. Namun sedetik kemudian, ia membuang cokelat tersebut ke tempat sampah yang ada tepat di samping loker-nya. Namja itu memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya.
“Aku sudah memperingatkanmu barusan. Jadi jangan salahkan aku kalau aku membuang cokelatmu itu,” ucapnya tanpa ekspresi sedikitpun.
Taerin terlihat shock. Cokelat yang telah ia buat semalaman penuh, dengan mengorbankan uang jajannya selama sebulan demi mendapatkan bahan-bahan cokelat dengan kualitas yang sangat bagus, dapat dengan mudahnya dibuang oleh namja ini.
“Dan lagi...” Hyun Joong melanjutkan. “Aku tidak mau menerima cokelat dari yeoja yang kemampuan otaknya tak sejajar denganku,”
Tepat setelah ia mengucapkan kalimat terakhirnya, Hyun Joong pergi meninggalkan Taerin yang terpaku sendirian disamping loker. Ia menatap cokelatnya yang kini teronggok di tong sampah. Seketika itu juga ia merasakan sakit yang luar biasa di dadanya. Lama kelamaan, matanya mulai berkaca-kaca dan menitikkan air mata.
End Flashback
Semenjak kejadian tersebut, Taerin bersumpah pada dirinya sendiri, ia akan membuktikan pada Hyun Joong bahwa ia bukanlah yeoja bodoh yang selama ini ia anggap. Kebenciannya pada Hyun Joong semakin meningkat setiap kali ia berpapasan dengan namja tersebut dan HJ seolah-olah tak menyadari keberadaannya.
Secepat itukah ia melupakan yeoja yang telah ia sakiti perasaannya? Yeoja yang telah ia koyak perasaannya? Kadang ia menyesali bahwa—dulu—ia sempat memuja namja tersebut. Bahkan tergila-gila padanya. Namun setelah menerima perlakuannya, ia bersumpah tak ingin bertemu lagi dengan namja itu. Dan Tuhan sepertinya berhendak lain. Bukannya di jauhkan dari Hyun Joong, Taerin malah harus satu kelas dengan namja tersebut selama satu semester penuh. Membuatnya selalu menggerutu sendirian di dalam kelas.
“Hei, are you okay?” tepukan Ikha pada pundak Taerin berhasil mengembalikannya ke alam sadarnya. Ia hanya menyeringai kecil kemudian meminum mocaccino-nya yang mulai dingin.
“Oya, hari ini kampus akan mengumumkan siapa saja yang akan lolos mengikuti Korean Society Competition ‘kan?” tanya Taerin mengingatkan.
“Ah, hampir saja aku lupa. Kau mengajukan diri untuk ikut kompetisi Public Speaking ‘kan, Tae?”
Taerin mengangguk. “Dan kau ikut dance competition, ‘kan?”
“Yeah, tapi aku takut aku tak diikutsertakan,” Ikha menghembuskan nafas berat dari mulutnya.
“Waeyo? Bukankah kau ketua dance club di fakultasmu? Lagipula semua orang tahu kalau kau ini dance queen-nya kampus kita,” ucap Taerin membanggakan chingu-nya.
“Ya! Kau lupa, ya? Dimana ada dance-queen, disitu pasti ada dance-king,” ujar Ikha tak sabaran. Taerin hanya memasang wajah penuh tanda tanyanya pada yeoja disampingnya. “Hhhh~ maksudku, aku harus bersaing dengan Eunhyuk kalau aku ingin mewakili kampus kita untuk competition nanti,”
“Loh? Bukannya kategori untuk non-academic-competition itu ada dua? Yeoja dan namja. Jadi sekalipun dia terpilih, dia mungkin tidak ditempatkan di kategori yeoja ‘kan?” Taerin meyakinkan.
“Anniya... kategorinya hanya satu. Mungkin karena non-academic-competition sifatnya umum,” Ikha mengerucutkan bibirnya.
“Tenang, Cho. Aku yakin kau pasti akan lolos,” hibur Taerin. “Memang sebagus apa dance-king yang kau kenal itu?” sambungnya.
“Mmmm~ yang jelas wajahnya itu terlihat seperti monyet,”
Taerin tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ikha. Hampir saja ia menyemburkan mocaccino yang ada di mulutnya. “Ya! Kenapa kau tertawa? Memang begitulah kenyataannya,” ucap Ikha enteng.
Taerin mengelap mulutnya yang belepotan. “Hati-hati loh. Lama-lama nanti kau bisa jatuh cinta padanya,” ledeknya.
“Hahaha, jangan harap deh, Tae. Aku tidak tertarik pada namja genit seperti dia. Dia itu berbeda jauh dengan Hyun Joong mu itu. Kalau Hyun Joong disukai yeoja-yeoja karena sikapnya yang misterius dan berhati dingin, Eunhyuk itu disukai yeoja-yeoja karena dia itu memang namja gampangan,” terang Ikha panjang-lebar.
“Eh? Namja gampangan?”
“Yuhu, masa setiap yeoja dia godai? Oh, my, god!! Untung aku tidak menjadi sasarannya,” ucapnya sambil membetulkan rambutnya.
“Itu karena kau yeoja jadi-jadian,” sahut Taerin disertai kekehannya. Ikha hanya menjitak pelan kepala chingu-nya itu kemudian kembali membetulkan ikatan rambutnya.
@@@
“YESSSSS, Finally!!!” Eunhyuk mengangkat tangannya seolah melayangkan tinju ke udara. Ia berhasil lolos mewakili kampusnya untuk kategori dance competition. Kemudian ia berusaha keluar dari kerumunan tersebut. Namun, Hyun Joong masih terpaku di depan papan pengumuman, mencoba mencerna kalimat demi kalimat yang berderet dihadapannya. Setelah yakin, barulah ia keluar dari kerumunan tersebut.
“Eotthe?” tanya Eunhyuk, memastikan Hyun Joong bahwa temannya itu juga lolos mewakili kampusnya untuk ikut perlombaan kategori academic.
“Aku lolos,” jawabnya singkat. Seketika itu juga Eunhyuk berteriak dan merangkul pundak chingu-nya erat. Mereka berdua tertawa bersama sambil berlalu meninggalkan tempat tersebut.
@@@
Ikha dan Taerin memperhatikan satu demi satu nama yang tertera pada kertas tersebut. Ikha memfokuskan pada kategori non-academic sedangkan Taerin fokus pada deretan kategori academic. Setelah berdesak-desakan ria selama kurang lebih lima menit dengan orang-orang yang ingin melihat pengumuman tersebut, akhirnya mereka memutuskan untuk segera keluar dari tempat yang membuat mereka menderita kekurangan oksigen. Mereka bertemu di satu titik. Kedua wajah mereka terlihat muram dan lunglai—tidak puas dengan hasil yang mereka dapat.
“Kenapa wajahmu muram begitu?” tanya Taerin membuka pembicaraan.
“Kau sendiri? Wajahmu kusut sekali sampai-sampai aku ingin mencakar wajahmu,” ungkap Ikha. Taerin segera menarik rambut yeoja disampingnya pelan. Ikha mengusap-usap kepalanya bekas jambakan Taerin.
“Aku lolos,” ucap Taerin kemudian melangkahkan kakinya menuju administration division untuk mengambil surat-surat yang harus diisi untuk persyaratan perlombaan. Ikha mengikutinya dari belakang. “Bagaimana denganmu?” ia membalikkan tubuhnya—memastikan bahwa temannya masih mengekor di belakang. Dilihatnya Ikha sedang sibuk memperbaiki ikatan rambutnya lagi.
“Aku juga lolos,” jawabnya singkat. “Lalu kenapa wajahmu muram?”
Taerin sedikit memelankan langkahnya agar sejajar dengan Ikha. Ditendang-tendangnya kerikil kecil sepanjang perjalanan menuju admin division. “Aku memang lolos kategori yeoja Public Speaking. tapi kau harus tahu siapa yang lolos kategori namja Public Speaking,”
Taerin menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya pada Ikha. Ikha mencoba membaca fikiran chingu-nya. “Mmm... Hyun Joong?” terkanya asal-asalan.
“Tepat sekali,” ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda barusan. “Aku tidak sudi jika aku harus berlatih bersamanya,”
“Kau belum cerita kenapa kau tampak murung tadi. Bukankah kau juga lolos di kategori dance-competition?” tanya Taerin menambahkan.
Ikha memilin-milin rambutnya pelan. “Antara senang dan tidak, Tae,” jawabnya singkat.
“Senangnya?”
“Karena aku terpilih mewakili kampus kita,”
“Tidak senangnya?”
“KARENA EUNHYUK JUGA IKUTAN LOLOS?? Huaaa, aku tidak mau latihan bersama namja mesum itu!!” Ikha mengacak-acak rambutnya kasar. Sesekali ia menggelengkan kepalanya sambil memegangi kedua pipinya.
“Hhhhh~ kita punya permasalahan yang sama, Cho,” Taerin menenangkan chingu-nya itu dengan mengusap pelan punggungnya.
Saat mereka sudah sampai didepan administration division Inha University, langkah keduanya seketika itu juga berhenti. Tatapan mereka tertuju pada dua orang namja yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka dari arah yang berlawanan.
Kedua namja tersebut juga tak kalah kaget. Mereka terpaku di tempat mereka berdiri sambil menatap dingin kedua yeoja didepan mereka.
Hyun Joong dan Han Taerin saling memancarkan sinar pembekunya satu sama lain, sedangkan Ikha menatap sinis Eunhyuk—namja yang akan menjadi pasangan dance-nya nanti. Eunhyuk-pun tak mau kalah, ia memperhatikan tubuh Ikha dari ujung kaki hingga ujung kepala, kemudian ia tersenyum seolah menghinanya.
To Be Continued....
No comments:
Post a Comment